Tampilkan postingan dengan label Tech News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tech News. Tampilkan semua postingan

Tech News : Air sebagai bahan bakar mobil?

Pernah dengar mobil yang berbahan bakar air? bagaimana bisa? mungkin benak kita akan terarah ke arah kesitu. begitupun saya ketika dengan tidak sengaja menemukan berita ini ketika sedang mencari bahan artikel tentang teknologi yang ramah lingkungan. Sebenarnya telah cukup lama teknologi untuk menghemat bahan bakar dengan menggunakan air ini ditemukan, akan tetapi selalu disembunyikan dan ditekan agar tidak keluar untuk menjadi konsumsi publik. Sudah begitu banyak negara dan ilmuwan di seluruh dunia mencoba mengembangkannya namun penyebarannya dipaksa terhenti karena kepentingan sebagian orang yang pun.

Air sudah lama ditaksir mampu menjadi bahan bakar alternatif. Kini mengendarai mobil berbahan bakar air bukan sekadar mimpi. Sebuah mobil ringan dengan bahan bakar hidrogen melakukan debut perdana melaju di jalanan London pada Kamis tanggal 18 bulan 6 tahun lalu. Debut mobil bernama Riversimple Urban Car (RUC) ini berlangsung mulus.

Bukan hanya di London, tapi Indonesia pun sudah lebih dulu memamerkan mobil berbahan bakar air itu. Kota Solo menjadi saksi melintasnya mobil berbahan bakar air pada tanggal 3 Desember 2007. Walaupun awalnya sukar percaya ada bahan bakar dari air (hidrogen). Tapi deretan mobil yang parkir di halaman salah satu hotel di Solo membuktikan hal itu. Ada bus, ada pula mobil Ford Ranger, keduanya menggunakan bahan bakar air yang sudah diolah. Dan kedua mobil itu tak mengalami gangguan mesin atau mogok dalam perja lanannya dari Jakarta menuju Solo, untuk selanjutnya ke Bali. Menyusul cadangan bahan bakar minyak atau BBM alam kian menipis, kini dijajaki pembangunan pabrik pembuatan bahan bakar sintetis berbahan baku air. Bahkan, hasil temuan sekumpulan anak bangsa yang bergabung dalam GIB (Gerakan Indonesia Bersatu) bekerja sama dengan Sarana Harapan Indocorp itu, telah dipamerkan dalam forum United Nations Framework for Climate Change Conference (Konferensi Perubahan Iklim Global) di Bali, 3-14 Desember 2007.

Dalam kaitan pameran itu pula, sekaligus wahana uji coba, bahan bakar sintetis yang di beri nama Minyak Indonesia Bersatu (MIB), di gunakan untuk bahan bakar puluhan mobil aneka merk dan jenis, menempuh perjalanan dari Jakarta ke Bali.

Satu hal yang menggembirakan, MIB yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan untuk menempuh perjalanan Jakarta-Bali, sebagian diolah dengan memanfaatkan bahan baku air dari luapan lumpur Lapindo di Sidoarjo. Ternyata, kualitas MIB berbahan baku air Lapindo relatif lebih baik, selain pula biaya produksi lebih murah dibanding menggunakan bahan baku air biasa ataupun air laut.

Itu berarti air Lapindo yang hingga kini masih menimbulkan persoalan berkepanjangan, akan bisa terpecahkan dengan sendirinya. Manakala dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar sintetis. Karenanya, rencana pembangunan pabrik BBM sintetis yang semula diarahkan di daerah Lamongan, Jawa Timur akan dialihkan ke daerah sekitar Pasuruan.

FuelXplode HHO Electrolyzer


FuelXplode HHO Electrolyzer merupakan alat yang digunakan untuk menghemat konsumsi bahan bakar baik bensin maupun solar dengan menggunakan AIR, sekaligus meningkatkan tenaga (torsi) dan menurunkan emisi gas buang kendaraan anda. FuelXplode HHO Electrolyzer merupakan teknologi sederhana yang memberikan hasil penghematan yang sangat LUAR BIASA serta diproduksi secara hand made menggunakan komponen-komponen yang tersedia dan mudah didapat di dalam negeri yang sesuai dengan panduan dan kriteria teknologi dari Water4Gas di Amerika Serikat.

Sebenarnya telah cukup lama teknologi untuk menghemat bahan bakar dengan menggunakan air ini ditemukan, akan tetapi selalu disembunyikan dan ditekan agar tidak keluar untuk menjadi konsumsi publik. Sudah begitu banyak negara dan ilmuwan di seluruh dunia mencoba mengembangkannya namun penyebarannya dipaksa terhenti karena kepentingan sebagian orang yang punya kuasa dan uang.

Penemu HHO Electrolyzer atau kemudian dikenal juga dengan sebutan BROWN’S GAS, Water-Fuel (Bahan Bakar Air) atau Hydroxy, Stanley Meyer, ditemukan tewas terbunuh karena diracun. Apa rahasia dan keunggulan teknologi bahan bakar air ini hingga selalu harus berakhir dengan misteri dan kontroversi ?

HHO Electrolyzer yang terlihat di samping ini adalah teknologi yang telah berusia cukup lama, hampir 85 tahun. Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh Nikola Tesla, dan dikembangkan lebih sempurna oleh Stanley A Meyer. Cara kerja alat ini adalah dengan menggunakan tegangan 12 Volt searah secara langsung (straight DC) serta menggunakan lilitan kawat stainless steel sehingga menghasilkan magnetik Vortex ditambah dengan Vacum dari mobil sehingga menguraikan air (H2O) menjadi gas HHO dan O2.

HHO Electrolyzer atau dikenal juga dengan sebutan BROWN’S GAS, Water-Fuel (Bahan Bakar Air) atau Hydroxy bukanlah suatu produk baru yang mana hanya menggunakan arus listrik searah (DC) 12 Volt dari Accu untuk menguraikan Air (H2O) menjadi gas “HHO” (2 Hydrogen + 1 Oxygen), yang akan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna dan menghasilkan energi yang sangat besar – sementara hasil akhir dari semua proses ini adalah “AIR”.
Kesimpulannya dengan menggunakan HHO Electrolyzer , anda akan memperoleh hasil sebagai berikut:
  • Menghemat bahan bakar, dan jarak tempuh per liternya semakin besar, minimal 15% maksimal 70% (tergantung jenis kendaraan anda)
  • Menghilangkan emisi gas buang yang berbahaya bagi lingkungan, sebagai penyumbang terbesar pemanasan global
  • Meningkatkan performa dan kekuatan mesin, menurunkan suhu kerja mesin, dan panas yang terbuang ke udara
  • Menghilangkan karbon deposit (flek hitam pada mesin) yang dapat Anda temukan ketika membongkar mesin kendaraan yang diakibatkan oleh pembakaran yang tidak sempurna, serta mencegah terbentuknya karbon deposit
  • Anda juga akan merasakan suara mesin yang lebih lembut dan tidak berisik
  • Meningkatkan Torsi (tenaga) 10% - 20%
  • Masa penggunaan kendaraan yang lebih lama, karena piston dan klep menjadi awet
Sources :
http://www.fuelxplode.com
http://www.wawasandigital.com
http://otomotif.liputan6.com

Tech News : Twitter's New Flight Plan

Follow us on Twitter
To their credit, Twitter's executives are self-aware enough to know the company has been living sort of like a trust-fund child well past its metaphorical college days. Every startup needs some time in the cradle, of course, but when you're hosting Manage and monitor your systems with Landscape for Ubuntu. Free 60 day Trial. 50 million messages per day and you still don't have a revenue plan, questions start getting kind of pointed. This is not lost on cofounder Biz Stone. He recently wrote on the company blog, "Believe me, when your name is Biz and you're a cofounder of Twitter, it also means putting yourself at the mercy of folks like Stephen Colbert who hit home runs with lines like, 'So, I assume that 'Biz' in 'Biz Stone' does not stand for 'Business Model.'"

That particular blog post was the announcement of the first piece of what may indeed grow into a real business model for the microblogging service.

Any business in the world has long been able to take a free ride on Twitter -- just make an official profile for your company, and suddenly you can communicate directly with customers and shout your own message to anyone who cares to listen, just as long as you keep it brief. But now businesses will also have the option of buying Promoted Tweets. These are messages associated with a particular search term.

People search out subjects on Twitter all the time -- coffee, cough syrup, thread count, hydroelectricity, digeridoos, literally any word you can think of. If your company buys the rights to that word, your messages gets prime placement on the search results page. Organic results are up there too, but the Promoted Tweet gets the honeymoon suite.

There is a catch. Twitter has spent years getting a feel for the general garbage tolerance of its users, and the company knows that if it starts selling tweet placement, it could easily sell itself out if it isn't careful about it. So here's the rule for Promoted Tweets: They have to get some action. They have to be retweeted, responded to, or otherwise interacted with. If your Promoted Tweet is bland and uninteresting, it's no longer worthy of PT status, and it gets dropped. You can't just buy your way to the top of Twitter; you've got to buy and earn it, it seems.

Of course, this idea of selling search advertisements sounds a lot like what Google (Nasdaq: GOOG) does, only on a much smaller scale. And right as Twitter started its own minor-league version of Google's game, Google announced plans for a new form of Twitter search. This is going to let people not only search what tweeters are saying about any search term; it'll also document how often a particular term was used in the past. So now we'll all have this graphical, hugely crowdsourced data stream to figure out, down to the minute, exactly when any given pop-culture term or phrase started getting overused and tiresome.

So, with Twitter playing the search ad game and Google doing a better job of cleaning out Twitter's closet than Twitter can do, will we soon have a new bitter rivalry to gawk at when Google/Microsoft, Google/Apple, Adobe/Apple, Microsoft/Apple and TiVo/Dish get boring?

Perhaps not -- if anything happens between the companies, it's more likely going to be some sort of cooperation. Google would probably love to buy Twitter if its founders ever decided to drop their ideals about corporate independence in favor of independent wealth. Barring that, perhaps some kind of limited partnership will eventually grow. Twitter's search utility is lame, but it's made a habit of letting other companies do all sorts of creative things with its feed; Google's just following that trend. And Google's own stab at social networking and messaging, Buzz, was the kind of mistake that only a company as strong as Google can afford to make now and then. Author Paul Gillin told us, "Both companies envy each other. Twitter would like to be a search engine and Google would like to be a social network Manage and monitor your systems with Landscape for Ubuntu. Free 60 day Trial.. It makes sense for them to be together at some point."

Original Source is here
 
SCL | Artikel Sains | Info Teknologi. Design by Wpthemedesigner. Converted To Blogger Template By Anshul Tested by Blogger Templates.